Permainan kartu remi memiliki popularitas di seluruh dunia. Variasi permainan menyenangkan yang konon berasal dari Tiongkok termasuk blackjack, poker, bridge, soliter, capsa banting, texas hold’em, dan sebagainya.
Pejudi biasanya dapat memilih permainan kartu yang mereka inginkan untuk dimainkan di meja kasino atau dengan mengakses situs judi online melalui komputer atau smartphone mereka.
Ini juga berlaku di Indonesia. Karena ada perbedaan pendapat tentang perjudian, permainan kartu remi sering menjadi ajang taruhan sejumlah uang di berbagai tempat.
Meskipun demikian, kartu remi bukan sekedar kartu yang mirip dengan judi; mereka memiliki banyak karakteristik unik yang membuatnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat lokal. Apa itu? Mari kita lihat diskusinya bersama-sama:
Adanya Kartu Remi Indonesia
Memang penting untuk menanamkan rasa kebanggaan terhadap budaya dan tradisi Indonesia sejak kecil, karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
Tidak mudah untuk mengajarkan anak-anak tentang budaya negara mereka. Untuk mencegah mereka bosan dengan cepat, ada cara yang menyenangkan. Langkah pertama adalah bermain game.
Salah satu permainan yang identik dengan anak-anak adalah kartu remi, yang biasanya dimainkan bersama teman sebaya. Namun, kartu remi ini bukan permainan yang biasa dimainkan di toko, yang biasanya digunakan untuk adu taruhan atau perjudian.
Kartu Remi Nusantara adalah namanya. Karea dirancang untuk membantu anak-anak mengenal budaya Indonesia. Perpustakaan Anak Pustakalana membuat kartu ini untuk memperingati HUT ke-75 RI.
Kartu Remi Nusantara menawarkan pemain kesempatan untuk mempelajari lebih banyak tentang budaya Indonesia sambil bermain kartu remi. Ini berbeda dari kartu remi biasa karena didekorasi dengan pakaian lokal, instrumen musik lokal, dan item lainnya.
Banyak cara untuk bermain Karea, seperti cangkulan, bridge, poker jawa (juga disebut capsah), black jack, tepuk nyamuk, dan solitaire. Diharapkan kartu ini akan mendorong generasi muda untuk lebih mencintai negaranya.
Desain Kartu Remi Indonesia Menjadi Populer di Dunia
Karya desain Black Friday seorang anak muda bernama Edo Huang membuat kartu remi terjual di seluruh dunia dalam waktu 48 jam. Karyanya telah membuatnya menjadi desainer kartu remi terkenal di seluruh dunia.
Karya anak pasangan Fauzan Walandau dan Intung Sugih ini juga berhasil menembus pasar Eropa, seperti Prancis dan Romania. Di Asia, karyanya disukai oleh orang-orang di Singapura dan Vietnam.
Ada alasan mengapa desain kartu unik Edo Huang ada. Awalnya, ia mengumumkan desain kartu remi yang dia buat melalui website internasional yang dikenal sebagai The Blue Crown.
Pada saat itu, Edo mengirimkan lima desain kartu; dua di antaranya diterima dan langsung dikontrak pada Oktober 2012.
Hingga kini, ia telah membuat dua belas desain kartu remi, dan tiga di antaranya telah menjadi edisi terbatas di negara Paman Sam.
Di Sumatera Barat, Permainan Ceki telah menjadi kebiasaan.
Di Sumatera Barat, permainan kartu ceki sangat populer. Pria dewasa asyik bermain, mulai dari kota-kota dan daerah pesisir hingga nagari-nagari paling pelosok di dataran tinggi.
Setelah isya, mereka biasanya bermain ceki sampai menjelang tengah malam di lepau-lepau, atau kedai kopi. Bahkan bisa dimainkan hingga menjelang shubuh pada titik tertentu.
Di sana, satu jenis permainan remi ini dianggap sebagai tradisi. Ceki juga dimainkan pada malam bagorak, yang merupakan malam menjelang pesta perkawinan atau acara syukuran, selain di lapau kopi.
Menurut tradisi, warga lain akan datang untuk membantu menyiapkan acara. Orang biasanya bakoa di sela-sela bagorak sambil menikmati dendang saluang.